Pertama Kalinya Hidup dan Menetap di Pedalaman Papua Selatan #Penugasan Khusus Kemenkes Chapter 01

Nusantara Sehat (Penugasan Khusus Kementerian Kesehatan) membawaku dan rekan-rekan satu tim ku untuk keluar dari zona nyaman yang sesungguhnya untuk dua tahun kedepan. Bagaimana tidak, saat ini saya dan rekan-rekanku berada ditempat yang sangat terpecil dan sangat terpelosok, dimana lagi kalau bukan di ujung timur Indonesia. Yah betul sekali sekarang kami sedang berada di distrik paling ujung dari negara kita Indonesia yaitu distrik kombut. 

       
foto by (hafizs nasirun )


Distrik yang sangat terpencil ini terletak di kabupaten Boven Digoel Papua Selatan, untuk mengaksesnya kabupaten ini berjarak sejauh lebih kurang 400 KM dari Kabupaten Merauke dengan di tempuh jalur darat selama lebih kurang 7-8 jam perjalanan menggunakan mobil khusus. Yah cukup jauh memang, selain itu perjalanannya sungguh cukup melelahkan. 

Saya Hafizs Nasirun, Nusantara Sehat Team Batch 16 dengan profesi Ners disalah satu Puskesmas di Kabupaten paling timur Indonesia yakni Boven Digoel Papua Selatan akan membagikan sedikit pengalaman bagaimana kehidupan saya untuk pertama kalinya hidup dan menetap di pedalaman papua selama 2 tahun lamanya. 

Di distrik ini, kami di kirim oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mengabdi dan membantu  meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah-daerah terpencil dan pertbatasan Indonesia. Dan Puskesmas Kombut adalah tempat dimana kami akan mengabdikan diri untuk membantu pelayanan kesehatan di tanah yang indah ini. 

Yah sebagai anak luar pulau Papua yang terbiasa hidup dengan serba kemudahan dan kemewahan membuat kami harus cukup struggle dalam menjalani kehidupan kami sehari-hari di tanah ini. Ada beberapa hal yang membuat kami cukup shocked saat pertama kali menginjakkan kaki di distrik paling selatan dari perbatasan Indonesia dan Papua Nugini ini, diantaranya yaitu:


  
foto by (hafizs nasirun )

Jalan rusak yang berlumpur, jembatan yang terputus adalah langganan bagi kami semua saat hujan turun secara terus menerus di pedalaman Papua. Yah kondisi ini menjadi salah satu tantangan bagi kami para nakes yang selalu berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan di pedalaman hutan Papua. Dengan semangat yang selalu terjaga kami selalu berusaha menyusuri sunyinya hutan Papua agar dapat selalu memberikan pelayanan kesehatan terbaik di negeri ini sesuai dengan batas kemampuan kami semua.

Jarak antar kampung yang cukup jauh dengan waktu tempuh 2-3 jam berjalanan memberi warna tersendiri pada cerita perjalanku mengabdikan diri di tanah cendrawasih. Yah Keadaan seperti ini selalu ku rasakan sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di tempat pengabdian kami, sampai hari terakhir kami di pulangkkan ke Jakarta oleh Kementerian Kesehatan di desember 2022 yang lalu. 

   
foto by (hafizs nasirun )


Tempat pengabdian yang sangat jauh dan sangat terpencil. Kami mengabdi dan ditempatkan oleh Kementerian Kesehatan di salah satu Puskesmas yang berada di Kabupaten Boven Digoel yaitu Puskesmas Kombut. Untuk mengakses Puskesmas ini dari Jakarta kami terbang menuju kabupaten Merauke dan menempuh jalur darat menuju kabupaten Boven Digoel dengan jarak lebih kurang 400 Km  dengan di tempuh selama lebih kurang 7-8 jam menggunakan mobil. 

Dari Tanah Merah (Kabupaten Boven Digoel) harus menempuh jarak lebih kurang 143 Km yang ditempuh selama lebih kurang 5 jam perjalanan (jika hujan maka waktu tempuh akan bertambah 7-8 jam) agar sampai di tempat pengabdian kami yakni Puskesmas Kombut tercinta. Yah lokasi yang sangat jauh dan terisolir membuat kami harus struggle menjalani kehidupan di tanah ini, terlebih makanan sehari-hari yang sulit ditemukan di kampung ini dan sinyal telepon yang selalu hilang menjadi awal cerita perjuanganku di bumi cendrawasih. 


foto by (hafizs nasirun )

Hidup berdampingan bersama tentara perbatasan (SATGAS Kombut). Satgas TNI diperbatasan Indonesia Papua Nugini ini menjadi keluarga baru untuk kami anak-anak nusantara sehat team batch XVI 2020, pasalnya di kampung kombut ini hampir tidak ada suku dari luar pulau (jawa dan sulawesi) yang tinggal dan menetap di sini, sehingga membuat saya cukup akrab dengan rekan-rekan satgas TNI yang berjaga di kampung ini. 

Selain membantu menjaga keamanan di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini, kami juga banyak berkolaborasi bersama satgas TNI untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan di kampung perbatasan Indonesia ini. 

Yah dengan adanya satgas TNI membuat kami merasa lebih aman dan nyaman saat melakukan pengabdian di distrik ini, pasalnya informasi yang sangat sering terdengar dan cukup menakutkan seperti serangan KKB dan bentuk intimidasi lainnya yang dapat mengancam keselamatan kami sedikit-demi sedikit dapat kami hilangkan. 

Demikianlah sedikit cerita dari saya saat pertama kali menginjakkan kaki ke bumi cendrawasih Papua, sampai jumpa pada cerita lainnya di episode berikutnya, salam satu sehat Indonesia dari pinggiran.




Penulis & Editor : Ns. Hafizs Nasirun 

Posting Komentar untuk "Pertama Kalinya Hidup dan Menetap di Pedalaman Papua Selatan #Penugasan Khusus Kemenkes Chapter 01"